Assalamualaikum wr.wb
selamat pagi temen-temen Ruang Asa. Hari ini aku bener-bener pengen nulis. Aku lagi gelisah banget entah apa yang merasuki dadaku. Rasanya entah. Kemaren aku mendapatkan beberapa pengalaman baru dari cerita-cerita yang aku dengar. Jadi ceritanya dimulai dari sini. Aku adalah seorang guru baru di sebuah sekolah dasar negeri di kecamatanku. Aku baru saja berada disini kira-kira sekitar 2 minggu. Aku sangat senang mengenal teman-teman baru meskipun itu beda umur dan beda pemikiran.
Tapi ada satu orang yang seumuran dan segenerasi denganku. Dia adalah orang pertama yang membuatku untuk terus belajar hingga detik ini. Awalnya aku kaget, dia seperti mantan istri saudaraku yang menghilang beberapa tahun lalu. Ternyata dugaanku benar. Dia memang orangnya. Lalu kuajak berkenalan dan akrablah aku dengannya. DIa sosok yang sangat sopan dan santun. tutur katanya yang lembut dan bahasa krama inggilnya yang fasih membuatku kagum pada sosoknya.
Tapi ternyata dibalik itu semua, dia menyimpan luka pada masa lalunya. Dia adalah mantan istri saudaraku yang tiba-tiba menghilang beberapa tahun lalu. Saudaraku mengenalnya sudah sedari SMP dan dibuatnya jatuh cinta hingga akhirnya mereka menikah. Namun balada rumah tangga baru yang penuh dengan cobaan, dia diterpa oleh badai besar. Rumah tangganya kalang kabut karena orang tuanya sendiri yang masih memikirkan urusan materialistis. Disini aku sadar, cinta itu memang utama tapi jika urusan material/financial tidak mendukung segeralah bangkit dan seimbangkan. Jika tidak cinta tanpa material adalah suatu kegagalan kecil dan jika tidak segera diperbaiki akan hancur.
Ibu dari temanku tiba-tiba tidak menyukai saudaraku karena pada waktu itu dia masih bekerja serabutan dan belum memiliki penghasilan tetap. Alhasil, temanku di sembunyikan oleh ibu nya hingga saudaraku stress mencarinya. 4 tahun kemudian saudaraku lelah, disinilah manusia tidak selamanya bisa menahan sabar. bukan karena apa, karena keadaan yang memaksanya. padahal dua insan ini masih saling mencintai. saudaraku menikah dengan orang lain dibalik lamanya penantiannya.
dan karena masih mencintai, temanku nekat untuk bertemu walaupun dia tidak tahu saudaraku sudah memiliki anak dan isteri. Betapa hancurnya hati temanku dan saudaraku ini ketika cinta dipisahkan orang tua yang materialistis. Temanku adalah sosok yang sabar dan selalu mengambil hikmah dari kejadian ini. Dia tetap baik, namun demi baktinya kepada orang tua dia rela melepas cintanya. sungguh miris, padhal orang tua saudaraku sangat menyayanginya. Sampai rela membiayai kuliah temanku ini selama 4 tahun.
Tapi satu hal yang perlu kita tahu, meskipun orang tuanya tidak memiliki sikap dan sifat yang baik dia selalu mengedepankan adabnya. Dia datang ke orang tua saudaraku dan meminta maaf secara sungguh-sungguh. mereka semua saling memaafkan dan cinta hanyalah cinta jika tanpa restu orangtua. tetaplah menjadi baik meskipun orang terdekatmu pun tidak menjadi baik. Karena kebaikan kita sendiri yang akan menikmatinya.
Wasalamuallaikum